Kamis, 30 Desember 2010

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM


MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM


Disusun oleleh:
Nama           : Sariman
Nim              : 10210132


Dosen Pembimbing
Erika Margareta, S. Pd. I.


FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2010


PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tigkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di mana individu itu hidup. Untuk memenuhi fungsi pertama dan kedua, tujuan pendidikan harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang di yakini dapat mengatakan harkat dan martabat manusia. Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah, yang dimaksudkan menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Tujuan sebagai sesuatu yang akan dicapai ialah perubahan tingkah laku, sikap dan kepribadian yang bagaimana yang diharapkan setelah subjek didik mengalami pendidikan.














TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
  1. Tujuan hidup dan tujuan pendidikan
Setiap yang ada didalam alam semesta ini adalah diadakan, ada yang mengadakannya. Setia yang diadakan mempunyai tujuan tertentu. Tujuan itu ditetapkan oleh yang mengadakan itu. Manusia ada dibumu ini karena diadakan. Oleh karena itu adanya manusia di bumi ini mangandung tujuan tertentu dan tujuan itu ditetapkan oleh yang mengadakan manusia yaitu Allah. Di dalam Al-Qur’an AllAh bahwa Allah mengadakan manusia adalah untuk menjadi Abdi Allah. Dengan lain perkataan, tujuan hidup manusia menjadi pengabdi Allah.
Mengabdi kepada Allah bukan hanya menjalankan shalat, puasa, zakat dan naik haji, melainkan melaksanakan semua yang dikehendaki Allah, memanfaatkan semua pemberiannya mengejar semua yang di nlainya baik, mematangkan diri dari semua yang di nilainya buruk. Mengabdi kepada Allah bukan hanya melakukan usaha untuk kepentingan akhirat semata-mata, meelainkan melakukan kegiatan-kegiaan untuk keperluan hidup didunia ini menurut tata tertib yang digaiskan Allah.[1]
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah, yang dimaksudkan menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
”Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepadfa Allah. Seperti dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56
  
Artinya;
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”( Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56 )
Menurut Al-Attas menghendaki tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Ini terlalu umum, Marimba berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam ialah berbentuk orang yang berkepribadian muslim. Ini pun terlalu umum Al Abrasyi menghendaki tujuan akhir pendidikan islam ialah manusia yang berakhlak mulia. Ini juga amat umum, menurut Mursy menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan menurut Islam ialah manusia sempurna ini pun terlalu umum, sulit dioperasikan, maksudnya. Sulit dioperasikan dalam tindakan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan secara nyata.[2]
Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tigkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di mana individu itu hidup.
Suatu rumuan tujuan pendidikan akam dapat apabila sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu perlu ditegaskan lebih dahulu apa fungsi pendidikan itu. Di antara parah ahli didik ada yang berpendapat, bahwa fungsi tujuan pendidikan ada tiga yang semuanya bersifat normatif.
1.      Memberikan arah bagi proses pendidikan. Sebelum kita menyusun kurikulum, perencanaan pendikan dan berbagai aktivitas pendidikan, langkah yang harus dilakukan pertama kali ialah merumuskan tujuan pendidikan.
2.      Memberikan motivasi dalam aktivitas peendidikan karena pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan nilai-nilai yang ingin ddicapai dan di internalisasikan kepada anak atua subjek didik.
3.      Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam  evaluasi pendidikan.

B.     Konsep Tujuan Pendidikan Islam
Untuk memenuhi fungsi pertama dan kedua, tujuan pendidikan harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang di yakini dapat mengatakan harkat dan martabat manusia. Nilai- nilai ideal yang meenjadi kerangka piker dan bertindak bagi seorang muslim serta sekaligus menjadi pandangan hidup. Nilai-nilai ilahiyah yang bersifat transenden, uuversal dan eksternal. Konsepsi tujuan pendidikan islam yang berdasarkan nilai-nilai tesebut oleeh Abdurrahman An-nahlawi disebut “Ahdafur Robbani” (tujuan yang bersifat ketuhanan).
Sedangkan menurut Omar Muhammad Attoumy Asy-syaebani, tujuan pendidikan Islam memiliki empat ciri pokok.
1.      Sifat yang bercorak agama dan akhlak.
2.      Sifat keseluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar, dan semua aspek perkembangan dalam masyaraka.
3.      Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya.
4.      Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan perseorangan diantara individu, masyarakat dan kebudayaan.
Dalam perumusan tujuan, ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan.
Pertama, tujuan sebagai arah dan sebagai sesuatu yang akan dicapai. Yang dimaksud dengan tujuan sebagai arah ialah tujuan yang merupakan arah perkembangan subjek didik. Arah itulah yang akan dicapai sehingga jelas sampai dimana perkembangannya.
Tujuan sebagai sesuatu yang akan dicapai ialah perubahan tingkah laku, sikap dan kepribadian yang bagaimana yang diharapkan setelah subjek didik mengalami pendidikan. Misalnya tanda-tanda orang taat beribadah dan bertawa, tanda-tanda orang yang makrifah kepada Allah, dan juga tnda-tanda orang yang bertangung jawab atas kemakhlukannya. Tanda-tanda orang tersebut sedikit atau banyak dapat dilacak dalam Al-Qur’an sendiri. Misalnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 2 sampai 4:
Artinya:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”.
Artinya:
“(Yaitu) mereka yang beriman  kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”.
Artinya:
Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu  serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (Al-Baqarah: 2-4)

Kedua, tujuan sementara atau perantara dan tujuan akhir. Termasuk dalam tujuan sementara atau perantara ialah tujuan sebagai arah untuk menuju kepada tujuan seperti tersebut di atas sehingga tujuan tersebut bersifat mengantarkan kepada tujuan berikutnya.
Ketiga, tujuan relatif dan tujuan mutlak. Tujuan relatif ialah tujuan pendidikan yang mudah berubah karena terikat dengan tingkat perkembangan subjek didik, kondisi dan situasi sesaat, serta dengan tuntunan dan kebutuhan mendesak.
Tujuan mutlak ialah tujuan pendidikan yang tidak mudah atau bahkan tidak perlu diubah karena sudah dirumuskan berdasrkan nilai-nilai ideal yang mengandung kebenaran dan kebaikan universal.[3]

C.    Pentahapan Tujuan Pendidikan
Berdasarkan catan tersebut, dapat dikemukakan pentahapannya
1)      Tujuan tertinggi/terakhir;
2)      Tujuan umum;
3)      Tujuan khusus.

1.      Tujuan tertinggi/ terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum, kaena sesuai denagan konsep ilahiyah yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi dan terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia dan perananya sebagai ciptaan Allah, yaitu:
a.       Menjadi hamba Allah yang paling takwa. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah.
b.      Mengantarkan subjek didik menjadi khalifah yang mampu memakmurkan membudayakan alam sekitar, dan lebih jauh lagi, mewujudkan rahmat bagi alam sekkitarnya, sesuai dengan tujuan penciptaannya, dan sebagai konsekuensi setelah menerima iislam sebagai pedoman hidup.
c.       Untuk memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup didunia sampai di akhirat, baik individu maupun masyarakat.
Tujuan ini sesuai denga cita-cita setiap muslim sebagaimana do’a yang paling mencakup selalu ddimohonkan kepada Allah:
“Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina adza banner.” Menurut ajaran islam kesejahteraan dan kebahagiaan itu tidak akan tercapai hanya dengan berdo’a, tetapi harus melalui berbagai usaha (ikhtiar).
Dengan demikian kedua tujuan pendidikan tertinggi tersebut hanya akan dapat dicapai dengan ilmu sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ. (رواه البخارى)
Artinya:
“Siapa orangnya yang meniti jalan untuk mencari ilmu dimudahkan oleh Allah jalan ke surge.”
Kemudian dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11 disebutkan:
Artinya:
“……Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”
2.      Tujuan umum
Berbeda dengan tujuan tertingi yang lebih mengutamakan pendekatan filosofis, tujuan umum lebih bersifat empiris dan realistis. Tujuan umum berfunsi sebagai arah yang taraf pencariannya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan keperibadian subjek didik. Dengan kemampuan mengaktualisasikan potensi atausumber daya insani berarti dia telah mampu merealisasikan diri(self realisation), yakni menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh (pribadi muslim).dengan tujuan ini fungsi tujuan pendidikan sebagai kriteria evaluasi pendidikan lebih mungkin dilaksanakan.
3.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasional tujuan tertinggi dan terakhir dari tujuan umum pendidikan islam. Tujuan khusus bersifat relatif sehingga dimungkkinkan untuk diadakan perubahan di mana perlu sesuai dengan tuntunan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi, terakhir tujuan umum itu. Pengkhususan tujuantersebut dapat didasarkan padda:
a.       Kultural dan cita-cita suatu bangsa dimana peendidikan itu diselenggarakan
b.      Minat, bakat dan kesanggupan subjek didik
c.       Tuntunan situasi dan kondisi pada kurun waktu tertenntu.[4]
D.  Aspek Tujuan
Aspek adalah suatu bagian dari satu kesatuan, seperti manusia adalah kesatuan dari dua aspek, yaitu aspek raga dan aspek jiwa, aspek nyata/zahir dan aspek batin, aspek fana/berubah-rubah dan aspek baqa/abadi. Kehidupanpun mempunyai dua aspek, yaitu aspek duniawi dan aspek ukhrawi. Bahkan segala sesuatu yang ada inipun mempunyai dua aspek, yaitu aspek wujud dan aspek hakekat.
Setiap tingkat pendidika harus mengandung dua macam aspek itu. Jika pendidikan itu hanya mengutamakan satu aspek saja maka pendidikan yang semacam itu pincang, tidak harmonis dan karenanya bersifat lemah. Setiap tingkat tujuan tidak boleh berhennti pada aspek fana saja melainkan harus dilanjutkan sampai mencapai dan menguasai aspek baqanya. Aspek baqa dari dari manusia adalah jiwanya; aspek baqa dari kehidupan adalah ukhrawi; aspek baqa dari segala sesuatu yang ada ialah hakekat dan hukum-hukum atau sunnahtullah yang mengatur keberlangsungannya.
Terhadap aspek raga, maka pendidikan Islam bertujuan mengembangkan kekuatan tenaga raga sehingga mempunyai daya tahan yang besar terhadap serangan penyakit, maupun memikul beban yang berat dalam rangka memperjuangkan dan melaksanakan kehendak-kehendak Allah. Kekuatan tenga raga ini diperlukan untuk melakukan usaha-usaha guna memanfaatkan segala pemberian Allah yang terdapat di bumi ini. Tanpa kekuatan segala perintah Allah tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya (Q.S. Al-Baqarah: 93). Oleh karena itu untuk terbentuknya pengabdi Allah yang baik, aspek raga ini harus diperkembangkan dan diperbesar kekuatan tenaga saja. Raga yang sehat energy merupakan tujuan antara dari Pendidikan Islam.
Mukmin yang kuat lebih muliah dan lebih dikasihi Allah daripada mukmin yang lemah (al-Hadis) dan buka hanya raga yang kuat energy yang dituju oleh pendidikan islam, melainkan membentuk pula segala sesuatu yang diperlukan untuk mempertahankan dan memperkembangkan lebih lanjut kekuatan raga itu serta mengarahkan penggunaan kekuatan raga menurut garis-garis ketentuan Allah.[5]



















KESIMPULAN
Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tigkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di mana individu itu hidup.Untuk memenuhi fungsi pertama dan kedua, tujuan pendidikan harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang di yakini dapat mengatakan harkat dan martabat manusia. Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tigkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di mana individu itu hidup.
Untuk memenuhi fungsi pertama dan kedua, tujuan pendidikan harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang di yakini dapat mengatakan harkat dan martabat manusia. Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum, kaena sesuai denagan konsep ilahiyah yang mengandung kebenaran mutlak dan universal
Setiap tingkat pendidika harus mengandung dua macam aspek yaitu aspek raga dan aspek jiwa, aspek nyata/zahir dan aspek batin, aspek fana/berubah-rubah dan aspek baqa/abadi. Kehidupanpun mempunyai dua aspek, yaitu aspek duniawi dan aspek ukhrawi. Bahkan segala sesuatu yang ada inipun mempunyai dua aspek, yaitu aspek wujud dan aspek hakekat.









DAFTAR PUSTAKA

Hawi, Akmal, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, IAIN Raden Fatah Press: Palembang,   2006.
Sudiyono, M, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, Rineka Cipta: Jakarta, 2009.


[1] Akmal Hawi, Dasara-Dasar Pendidikaan Islam  (IAIN Raden Fatah Press: Palembang, 2006), hal. 73.
[2] http://aanchoto.com/2010/07/ilmu-pendidikan-islam, (Di akses 22 Desember 2010).
[3] M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid  I (PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2009), hal. 31.
[4] M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid  I (PT. Rineka Cipta; Jakarta, 2009), hal. 35.
[5] Akmal Hawi, Dasara-Dasar Pendidikaan Islam  (IAIN Raden Fatah Press: Palembang,  2006),  hal. 80.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar