Selasa, 11 Januari 2011

Sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah Swt.



A.   SIFAT-SIFAT WAJIB  ALLAH

            Sifat adalah suatu keadaan yang melekat pada sesuatu.  Allah swt adalah Tuhan Yang Maha mendengar , maka yang maha mendengar melekat pada diri-Nya atau menyifati-Nya. Begitulah kira-kira logika yang sederhana. Sifat-sifat yang dimiliki oleh allah swt. Sangat sempurna dan tidak ada cela kekurangan sedikit pun. Allah adalah tuhan yang tidak terbatas. Dia pasti sempurna dan tidak terbatas. Sifat-sifat yang di miliki oleh Allah swt , pasti tidak sama dengan sifat-sifat yang di miliki makhluk-Nya.
            Allah swt mempunyai sifat-sifat yang di miliki-Nya , sifat –sifat yang mustahil, dan sifat yang jaiz. Sifat –sifat wajib bagi Allah adalah semua yang sifat yang pasti ada dan di miliki oleh-Nya. Sedangkan sifat-sifat mustahil adalah sifat-sifat yang wajib tidak dimiliki Allah.
Berikut ini adalah penjelasan tentang sifat-sifat wajib bagi Allah swt.

1.      Wujud  ( ﻮﺨﻮﺩ )    
Wujud artinya ada, Allah swt wajib memiliki sifat wujud. Adanya Allah tentu tidak sama dengan hasil ciptaan-Nya. Adanya Allah tidak membutuhkan kepada sesuatu yang menciptakan-Nya. Keberadaannya tidak membutuhkan sebab, allah tidak membutuhkan yang mengadakan-Nya.
Firman Allah swt     
¨bÎ) #x»yd uqßgs9 ßÈ|Ás)ø9$# ,ysø9$# 4 $tBur ô`ÏB >m»s9Î) žwÎ) ª!$# 4 žcÎ)ur ©!$# uqßgs9 âƒÍyèø9$#      ÞOŠÅ3ysø9$#

Artinya:
“sesungguhnya, ini adalah kisah yang benar . tidak ada tuhan selain Allah dan  sesungguhnya, Allah mahaperkasa. Mahabijaksana.” ( Q.S. Ali Imran.3:62)
            Dari ayat di atas  secara tegas menjelaskan keberadaan-Nya sebagai tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu di alam ini. Oleh karena itu sembahlah Dia. Secara sederhana dapat di buktikan bahwa adanya alam raya beserta isinya semata-mata karena adanya yang menciptakan, Dia-lah Allah swt. Tuhan Yang Maha Esa.,   
            pengertian wujud menurut  Asy’ari adalah maujud itu sendiri , maka berdasarkan pendapat ini wujud Allah adalah dzatNya sendiri, tidak lebih atasnya di luar dan wujud yang baru itu adalah dzatnya sendiri. 

2.  Qidam ( ﻗﺪﺍﻢ )
Allah swt, wajib bersifat Qidam, artinya terdahulu. Maksudnya keberadaan-Nya tidak di dahului oleh ketiadaan. Sebagai orang yang beriman kepada-Nya. Kita wajib meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah swt pasti bersifat Qadim.
Firman Allah :
            uqèd ãA¨rF{$# ãÅzFy$#ur ãÎg»©à9$#ur ß`ÏÛ$t7ø9$#ur ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« îLìÎ=tæ ÇÌÈ
Artinya :
”Dialah Yang Awal , Yang Akhir...” ( Q.S.Al-Hadid : 3 )
Makna keadaan Allah qodim itu adalah tidak ada permulaan bagi terwujud-Nya. Lain halnya dengan si Zaed umpamanya, maka wujudnya itu memiliki permulaan yaitu penciptaan nutfah (setetes air) yang dia di ciptakannya darinya.

3.      Baqa’ ( ﺒﻘﺎﺀ )   
Baqa’ artinya kekal, keberadaan Allah swt. Bersifat kekal dan tidak akan mengalami kebinasaan tidak akhir bagi wujudnya. Keberadaan Allah swt tidak terikat oleh ruang dan waktu. Karena ke abadian yang hakiki hanyalah milik-Nya, dia selalu ada dan tidak akan pernah binasa.
Firman Allah swt :
4             @ä. >äóÓx« î7Ï9$yd žwÎ) ¼çmygô_ur                                                                                 
 Artina:
  ”..Segala  sesuatu pasti binasa, kecuali Allah...” ( Q.S. Al Qasas : 88 )
4.      Mukhalafatu Lilhawadisi  ( ﻠﻓﺔﻠﻠﺤﻮﺍﺪﺚ ﻤﺨﺎ  )
Maha suci allah yang memiliki sifat mukhalafatu lilhawadisi (berbeda dengan semua mahluk. Allah swt,berbeda dengan semua mahluk ciptaan-nya
Mukhalafatu lilhawadisi bagi allah swt.merupakan suatu keharusan yang wajib.sebab dia adalah yang menciptakan mahluknya,pasti tidak akan sama antara pencipta dan yang diciptakan.
Firman allah swt.
ª!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ÓyÕø9$# ãPqs)ø9$# 4 Ÿw ¼çnäè{ù's? ×puZÅ Ÿwur ×PöqtR 4 …..
Artinya:
 ”allah,tidak ada tuhan selain dia.yang maha hidup.yang terus-menerus mengurus (mahluknya)tidak mengantuk dan tidak tidur.( Q.S.Al Baqara. :255)

5.      Qiyamuhu Binafsihi ( ﻗﻴﺎﻤﻪﺑﻨﻓﺴﻪ )
Allah swt wajib memiliki sifat qiyamuhu binafsihi yang artinya berdiri sendiri tanpa bantuan yang lain.allah swt tidak membutuhkan siapapun dan apapun dalam keberadaannya,perbuatannya,dan dalam segala sesuatu yang di kehendaki-Nya
firman allah swt:
ª!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ÓyÕø9$# ãPqs)ø9$# 4 Ÿw ¼çnäè{ù's? ×puZÅ Ÿwur ×PöqtR 4 ¼çm©9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû         ÇÚöF{$# 3 `tB #sŒ Ï%©!$# ßìxÿô±o ÿ¼çnyYÏã žwÎ) ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ 4 ãNn=÷ètƒ $tB šú÷üt/ óOÎgƒÏ÷ƒr& $tBur öNßgxÿù=yz ( Ÿwur    tbqäÜŠÅsム&äóÓy´Î/ ô`ÏiB ÿ¾ÏmÏJù=Ïã žwÎ) $yJÎ/ uä!$x© 4 yìÅur çmÅöä. ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur ( Ÿwur ¼çnߊqä«tƒ $uKßgÝàøÿÏm 4 uqèdur Í?yèø9$# ÞOŠÏàyèø9$# ÇËÎÎÈ
Artinya:
”Allah,tidak ada tuhan selain dia yang maha hidup,yang terus-menerus mengurus mahluk-Nya.tidak mengantuk dan tidak tidur.milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.tidak ada yang memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya.dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka,dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang dia kehendaki.kursi-Nya meliputi langit dan bumi.dan dia tidak merasa berat memelihara keduanya,dan dia maha tinggi dan maha besar.”(Q.S.al baqara.2:255)

 6. Wahdaniyah  (  ﻮﺤﺩﺍﻨﻴﺔ  )
Allah bersifat esa. Alam semesta dan segala isinya berjalan begitu teratur. Peredaran bumi , bulan,dan matahari serta planet-planet lainnya berlangsung sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan.  Semua terjadi semata-mata hanya karena kehendak Allah swt. Andaikan ada tuhan-tuhan lain selain Allah swt, tentulah semesta raya ini telah rusak.   
Firman Allah swt :
            öqs9 tb%x. !$yJÍkŽÏù îpolÎ;#uä žwÎ) ª!$# $s?y|¡xÿs9 4 z`»ysö6Ý¡sù «!$# Éb>u ĸöyèø9$# $£Jtã tbqàÿÅÁtƒ ÇËËÈ
Artinya :
” seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi ) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ’Arsy dari apa yang mereka sifatkan .” ( Q.S  Al Anbiya : 22) 

 7. Qudrat (  قدرة   )
Allah swt. Wajib bersifat Qudrat ( kuasa). Kekuasaan Allah meliputi seluruh alam  raya beserta isinya. Di ciptakannya khalifah di muka bumi sebagai salah satu bukti kekuasaa-Nya.
Firman Allah swt :
È@è% ¢Oßg¯=9$# y7Î=»tB Å7ù=ßJø9$# ÎA÷sè? šù=ßJø9$# `tB âä!$t±n@ äíÍ\s?ur šù=ßJø9$# `£JÏB âä!$t±n@ Ïèè?ur `tB âä!$t±n@   AÉè?ur `tB âä!$t±n@ ( x8ÏuŠÎ/ çŽöyø9$# ( y7¨RÎ) 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇËÏÈ



Artinya:
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. ( Q.S. Ali imran : 26 )

8. Iradat ( اردة )
Iradat artinya berkehendak, kekuasa-Nya tidak terbatas . segala sesuatu yang di kehendaki-Nya akan terjadi begitu tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Sesungguhnya kehendak dan kekuasaan-Nya bersifat mutlak.
Firman Allah swt :
!$yJ¯RÎ) ÿ¼çnãøBr& !#sŒÎ) yŠ#ur& $º«øx© br& tAqà)tƒ ¼çms9 `ä. ãbqä3uŠsù ÇÑËÈ  
Artinya :
” sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia mengkehendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, ”jadilah” maka jadilahj sesuatu itu ” ( Q.S Yasin : 82 )
9. Ilmu (علم)
Allah swt. Wajib memiliki sifat Ilmu (mengetahui). Sebagai Khalik sudah pasti Dia mengetahui semua ciptaan-Nya. Allah adalah sumber ilmu pengetahuan, semua ilmu yang ada di alam raya ini bersal dari-Nya. Ilmu yang dimiliki manusia hanya sedikit bahkan sangat sedikit. Semakin dalam manusia menggali ilmu Allah, sedalam itu pula keterbatasan yang dimilikinya. Firman Allah swt.:
öNx.ur $uZõ3n=÷dr& šÆÏB Èbrãà)ø9$# .`ÏB Ï÷èt/ 8yqçR 3 4s"x.ur y7În/tÎ/ É>qçRäÎ/ ¾ÍnÏŠ$t6Ïã #MŽÎ7yz #ZŽÅÁt/ ÇÊÐÈ

Artinya:
“… Sedangkan kamu diberi pengetahuan yang hanya sedikit.”
(Qs. Al Isra:17)
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti manusia, karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak mati, Ia akan hidup terus selama-lamanya.
Artinya:
Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. Al-Baqarah: 255)

10.Hayat( حياة  )
Sebagaimana disebutkandi awal,bahwa Allah swt. Pasti bersifat wujud,qidam,baqa’,dan qiyamuhu binafsihi. Oleh karena itu Allah memiliki sifat hayat . Hidup yang tidak berakhir dengan kematian atau diselingi debgan sakit karena kematian hanya makhluk ciptaan-Nya.
Firman Allah swt :
ö@ž2uqs?ur n?tã ÇcyÛø9$# Ï%©!$# Ÿw ßNqßJtƒ ôxÎm7yur ¾ÍnÏôJpt¿2 4 4xÿŸ2ur ¾ÏmÎ/ É>qçRäÎ/ ¾ÍnÏŠ$t6Ïã #·ŽÎ7yz ÇÎÑÈ

Artinya:
”Dan bertawakalah kepada Allah yang hidup,yang tidak mati,dan bertasbilah dengan memuji –Nya .Dan cukuplah  dia maha mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.
(Q.S.Al furqon:58)

11.Sama’( سمع  )
Sama’ artinya mendengar . Karena Allah swt memiliki segala bentuk suara,getaran ,bahkan harapan didalam hati sekalipun tidak akan pernah luput dari-Nya.Oleh karena itu ketika kita berdo’a baik dengan suara keras maupun lembut Allah telah mendengar suara kita.
Firman Allah swt :
šÏ9$uZèd $tãyŠ $­ƒÌŸ2y ¼çm­/u ( tA$s% Éb>u ó=yd Í< `ÏB šRà$©! Zp­ƒÍhèŒ ºpt7ÍhsÛ ( š¨RÎ) ßìÏÿxœ Ïä!$tã$!$# ÇÌÑÈ
Artinya:
”Disanalah zakaria berdo’a kepada tuhan-Nya .dia berkata ,”Ya Tuhanku,berilah aku keturuna yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya engkau maha mendengar do’a”(Q.S.Ali Imran:38).

12.Basar( بصر )
            Basar artinya maha melihat maksudnya yaitu Allah mengetahui semua perbuatan manusia yang berada di bumi.
Firman Allah swt:
šÏ9ºsŒ  cr'Î/ ©!$# ßkÏ9qムŸ@ø©9$# Îû Í$yg¨Y9$# ßkÏ9qãƒur u$yg¨Y9$# Îû È@øŠ©9$# ¨br&ur ©!$# 7ìÏJy ׎ÅÁt/ ÇÏÊÈ
Artinya:
Yang demikian itu, adalah Karena Sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al hajj : 61)

13. Kalam ( كلام )
            Kalam artinya berbicara, sedangkan mutakkalim yang berbicara. Allah Swt yang memiliki sifat kalam menunjukan bahwa dia maha berfirman. Firma-Nya merupakan petumjuk, parintah, larangan dan janji serta ancaman bagi mahluknya.
Firman Allah Swt :
Wxßâur ôs% öNßg»oYóÁ|Ás% šøn=tã `ÏB ã@ö6s% Wxßâur öN©9 öNßgóÁÝÁø)tR šøn=tã 4 zN¯=x.ur ª!$# 4ÓyqãB $VJŠÎ=ò6s? ÇÊÏÍÈ

Artinya:
Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” ( Q.S An nisa: 164).

14.  Qadiran (قادرا)
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
ߊ%s3tƒ ä-÷Žy9ø9$# ß#sÜøƒs öNèdt»|Áö/r& ( !$yJ¯=ä. uä!$|Êr& Nßgs9 (#öqt±¨B ÏmŠÏù !#sŒÎ)ur zNn=øßr& öNÍköŽn=tæ (#qãB$s% 4 öqs9ur uä!$x© ª!$# |=yds%s! öNÎgÏèôJ|¡Î/ öNÏd̍»|Áö/r&ur 4 žcÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇËÉÈ
Artinya:
“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”

15.  Muridan (مريدا)
Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak. Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
šúïÏ$Î#»yz $pkŽÏù $tB ÏMtB#yŠ ÝVºuq»uK¡¡9$# ÞÚöF{$#ur žwÎ) $tB uä!$x© y7/u 4 ¨bÎ) y7­/u ×A$¨èsù $yJÏj9 ߃̍ムÇÊÉÐÈ

Artinya:
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. (QS.Hud: 107).

16.  ‘Alimun  (عالما)
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
ª!$#ur....................  Èe@ä3Î/ >äóÓx« 7OŠÎ=tæ ÇÊÐÏÈ
Artinya:
Dan Alllah Maha Mengetahui segala  sesuatu. “ (QS. An Nisa’: 176).

17.  Hayyan (حيا)
Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
ö@ž2uqs?ur n?tã ÇcyÛø9$# Ï%©!$# Ÿw ßNqßJtƒ ôxÎm7yur ¾ÍnÏôJpt¿2 4 4xÿŸ2ur ¾ÏmÎ/ É>qçRäÎ/ ¾ÍnÏŠ$t6Ïã #·ŽÎ7yz ÇÎÑÈ
Artinya:
Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, (QS. Al Furqon: 58).

18.  Sami’an (سميعا)
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
Iw on#tø.Î) Îû ÈûïÏe$!$# ( s% tû¨üt6¨? ßô©9$# z`ÏB ÄcÓxöø9$# 4 `yJsù öàÿõ3tƒ ÏNqäó»©Ü9$$Î/ -ÆÏB÷sãƒur «!$$Î/ Ïs)sù y7|¡ôJtGó$# Íouróãèø9$$Î/ 4s+øOâqø9$# Ÿw tP$|ÁÏÿR$# $olm; 3 ª!$#ur ììÏÿxœ îLìÎ=tæ ÇËÎÏÈ
Artinya:
Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. “ (QS. Al Baqoroh: 256).

19.  Basiran (ﺑﺼﻴﺭا)
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
4 ª!$#ur 7ŽÅÁt/ $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ
Artinya:
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al Hujurat: 18).

20.    Mutakalliman (ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ)
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.


B. SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH S.W.T
Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Sifat mustahil bagi Allah swt. adalah sifat yang tidak layak dan tidak mungkin ada pada Allah swt. Sifat-sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib bagi Allah sehingga jumlahnya sama. Sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut.
1) ‘Adam  (ﻋﺪﻡ) artinya tidak ada
2) Huduts (
ﺣﺪﻭﺙ) artinya baru atau permulaan
3) Fana (
ﻓﻨﺎﺀ ) artinya binasa atau rusak
4) Mumatsalatu lil Haaditsi (
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ) artinya menyerupai yang baru
5) Ihtiyaju li ghairihi (
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮه)  artinya membutuhkan sesuatu selain dirinya
6) Ta’adud (
ﺗﻌﺪﺩ) artinya berbilang lebih dari satu
7) ‘Ajzun (
ﻋﺟﺰ) artinya lemah
8) Karahah (
ﻛﺮﺍﻫﻪ) artinya terpaksa
9) Jahlun (
ﺟﻬﻞ) artinya bodoh
10) Mautun (
ﻤﻮﺕ) artinya mati
11) Summun (
ﺻﻢ) artinya tuli
12) ‘Umyun (
معي) artinya buta
13) Bukmun(
بكم)  artinya bisu
14) ‘Ajizan (
عاجزا) artinya Mahalemah
15) Krahan (
كارها) artinya Maha terpaksa
16) Jahilan (
جاهلا) artinya Mahabodoh
17) Mayyitan (
ميتا) artinya Mahamati
18) Ashamma (
أصم) artinya Mahatuli
19) A’ma(
أعمى)  artinya Mahabuta
20) Abkama (
أبكم) artinya Mahabisu
C. SIFAT HARUS BAGI ALLAH S.W.T
Sifat Jaiz Bagi Allah swt.
Allah swt selain memiliki sifat wajib dan mustahil juga memiliki sifat jaiz. Menurut arti bahasa jaiz artinya boleh. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah swt. yaitu sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya memperbuat sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya. Maksudnya Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Sifat ma'ani yaitu sifat yang ada pada dzat Allah yang sesuai dengan kesem-purnaan Allah. Sedang sifat ma'nawiyah adalah sifat yang selalu tetap ada pada dzat Allah dan tidak mungkin pada suatu ketika Allah tidak bersifat demikian. Sebagai contoh: Kalau dinyatakan bahwa Allah itu bersifat "qudrah” yang berarti "maha kuasa”, maka sifat ini disebut sifat "ma'ani”, artinya mungkin pada suatu ketika Allah itu tidak lagi Maha Kuasa. Tetapi setelah dinyatakan "kaunuhu Qadiran”, dan sifat ini adalah sifat "ma'nawiyah”, maka artinya adalah: Keadaan Allah itu selalu Maha Kuasa, sehingga tidak mungkin pada suatu ketika tidak Maha Kuasa.
Dasar Pengambilan
Jala'ul Afham, Muhammad Ihya' Ulumuddin, Nurul Haramain, tt., hal 26

صفات المعاني: وَسُمِيَتْ بِالمَعَانِى لأَنَّهَا أَثْبَتَتْ للهِ تَعَالَى مَعَانِي وُجُودِيَةً قَائِمَةً بِذَاتِهِ لاَئِقَةً بِكَمَالِهِ... صِفَاتُ مَعْنَوِيَةٌ: نِسْبَةٌ لِلسَّبْعِ المَعَانِي التِّى هِىَ فَرْعٌ مِنْهَا وَسُمِيَتْ مَعْنَوِيَة لأَنَّهَا لاَزِمَةٌ لِلْمَعَانِى...وَهِيَ كَوْنُهُ تَعَالَى قَادِرًا وَمُرِيْدًا, وَعَالِمًا وَحَيًّا وَسَمِيْعًا َوبَصِيْرًا وَمُتَكَلِّمًا. وَحِكْمَةُ ذِكْرِ هذِهِ الصِّفَاتِ الْمَعْنَوِيَّةِ مَعَ كَوْنِهَا دَاخِلَةً فِي صِفَاتِ الْمَعَانِي الْمَذْكُوْرَةِ مَا يَلِي : (ا) ذِكْرُ الْعَقَائِدِ عَلَى وَجْهِ التَّفْصِيْلِ لأَنَّ خَطْرْ َالْجَهْلِ فِيْهِ عَظِيْمٌ. (ب) اَلرَّدُّ عَلَى الْمُعْتَزِلَةِ فَإِنَّهُمْ أَنْكَرُوْهَا, فَقَالُوْا إِنَّهُ تَعَالَى قَادِرٌ بِذَاتِهِ مُرِيْدٌ بِذَاتِهِ مِنْ غَيْرِ قُدْرَةٍ وَلاَ إِرَادَةٍ وَهكَذَا إِلَى آخِرِهَا, وَقَصَدُوْا بِذَلِكَ التَّنْــزِيْهُ ِللهِ تَعَالَى, وَقَالُوْا : وَصَفْنَاهُ تَعَالَى بِهذِهِ الصِّفَاتِ. فَإِمَّا أَنْ تَكُوْنَ حَادِثَةً وَإِمَّا أَنْ تَكُوْنَ قَدِيْمَةً. فَإِذَا كَانَتْ حَادِثَةً اسْتَحَالَتْ عَلَى اللهِ تَعَالَى أَوْ قَدِيْمَةً تَعَدَّدَتْ الْقُدَمَاءُ فَانـْتَفَتْ الْوَحْدَاِنيَّةُ. وَالْجَوَابُ عَنْ ذلِكَ أَنْ نَقُوْلَ : إِنَّ هذِهِ الصِّفَاتِ لَيْسَتْ مُسْتَقِلَّةً عَنِ الذَّاتِ, وَإِنَّمَا هِيَ تَابِعَةٌ لَهَا فَهِيَ صِفَةٌ وُجُوْدِيَّةٌ قَائِمَةٌ بِهَا.
"Sifat-sifat ma'ani: Sifat-sifat itu disebut sifat ma'ani, karena sesungguhnya telah tetap bagi Allah ta'ala pengertian-pengertian yang ada lagi tegak pada dzat Allah serta sesuai dengan kesempurnaan-Nya. Sifat-sifat ma'nawiyah adalah pembangsaan bagi sifat ma'ani yang tujuh yang dia adalah cabang dari sifat-sifat ma'ani. Dinamakan sifat ma'nawiyah, karena sifat tersebut adalah harus ada dan pengertian-nya terus-menerus ada pada dzat Allah; yaitu keadaan Allah ta'ala adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Dzat Yang Maha Berkehendak, Dzat Yang Maha Mengetahui, Dzat Yang Maha Hidup, Dzat Maha Mendengar, Dzat Yang Maha Melihat, dan Dzat Yang Maha Berbicara. Adapun hikmah dari penuturan dari sifat-sifat ma'nawiyah ini beserta keada-annya adalah masuk pada sifat-sifat ma'ani yang telah disebutkan adalah sebagai berikut: Menuturkan akidah-akidah secara terperinci, karena sesungguhnya bahaya dari kebodohan terhadap hal tersebut adalah besar. Menolak faham Mu'tazilah, karena orang-orang Mu'tazilah itu mengingkarinya. Mereka berkata: "Sesungguhnya Allah ta'ala itu adalah Maha Kuasa dengan Dzat-Nya sendiri, Maha berkehendak dengan dzat-Nya sendiri tanpa kekuasaan dan tanpa kehendak, dan seterusnya. Mereka bermaksud dengan demikian itu adalah untuk mensucikan Allah ta'ala. Dan mereka berkata: Kita telah mensifati Allah ta'ala dengan sifat-sifat ini. Maka kemungkinan sifat-sifat tersebut keadaannya didahului oleh ketiadaan dan mungkin sedia tanpa permulaan. Jika sifat-sifat itu keadaannya adalah didahului oleh ketiadaan, maka mustahil bagi Allah ta'ala. Atau jika keadaannya tidak didahului oleh ketiadaan, maka hal yang qadim (sedia tanpa permulaan) itu menjadi banyak, sehingga hilanglah ke-esa-an Allah. Kami menjawab: Sesungguhnya sifat-sifat ini tidaklah berdiri sendiri, tetapi mengikuti dzat-Nya, yaitu sifat yang ada dan tegak pada dzat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar